Apa
istimewanya buku tersebut bagi bangsa Indonesia ? Adalah teori nya yang begitu
mendunia dan dikenal sebagai Oppenheimer Theory yang dengan tegas menyatakan
bahwa nenek moyang dari induk peradaban manusia modern (Mesir, Mediterania dan
Mesopotamia) adalah berasal dari tanah Melayu yang sering disebut dengan sunda
land.
Eden In The
East mendasarkan kesimpulannya kepada penelitian yang dilakukan selama puluhan
tahun. Dokter ahli genetik dengan struktur DNA manusia tersebut melakukan riset
struktur DNA manusia sejak manusia modern ada selama ribuan tahun yang lalu
hingga saat ini. Guru Besar dari Oxford University ini menguasai filosofi
pendekatan dasar yang digunakan disiplin keilmuan kedokteran, geologi,
linguistik, antropologi, arkeologi, linguistik, folklore.
Lebih
lanjut, Prof. Dr. Stephen Oppenhenheimer yang menjadi peneliti ahli sekaligus
penulis tetap Oxford Science Review tersebut dan juga telah menulis The Origin
Of The British (Asal Mula Nenek Moyang Orang-Orang Inggris) menegaskan bahwa
orang-orang Polinesia (penghuni Benua Amerika) bukan berasal dari Cina
sebagaimana yang terpampang dalam setiap teks sejarah buku pelajaran, melainkan
dari orang-orang yang datang dari dataran yang hilang dari pulau-pulau di Asia
Tenggara. Penyebaran kebudayaan dan peradaban tersebut disebabkan “banjir
besar” yang melanda permukaan bumi pada 30.000 tahun yang lalu. Hal tersebut
diperkuat oleh catatan-catatan cerita masyarakat Asia Tenggara yang banyak
sekali tersimpan di museum purbakala mengenai banjir besar di periode tersebut.
Tidak
berhenti sampai di situ, Oppenheimer yang teori nya didukung oleh scientist
dari Oxford University dan Leeds University tersebut mengatakan bahwa budi daya
bercocok tanam /penanaman padi pertama kali bukan berasal dari Cina atau India
melainkan penduduk di semenanjung Malaya pada 9000 tahun yang lalu. Teori
penyebaran budaya dan peradaban dunia yang berasal dari tanah Melayu tersebut
bahkan dikuatkan oleh riset tahunan yang dilakukan Dr. Joanna Nichols yang
berakhir pada kesimpulan besar, bahwa arus migrasi besar-besaran dunia berasal
dari masyarakat Semenanjung Melayu menuju Cina selanjutnya menyebar ke tempat
lain bukan sebaliknya sebagaimana teori yang menyebutkan bahwa nenek moyang
Asia Tenggara berasal dari Cina.
Temuan
tersebut memperkuat buku lain yang telah muncul sebelumnya Atlantis, The Lost
Continent Finally Found karya Prof. Arysio Santos dengan sejumlah argumentasi
ilmiah yang juga melakukan pendekatan dari berbagai disiplin ilmu. Baik Prof.
Arysio Santos dan Prof. Dr.Stephen Oppenheimer memperlihatkan dengan jelas
bagaimana sebuah pendekatan multi disiplin sangat penting digunakan untuk
merekontruksi sebuah missing link yang hilang dalam sejarah peradaban manusia
modern
Dikutip
dari:www.atlantissunda.wordpress.com
Review
“Oppenheimer sangat
mumpuni dalam pembahasan buku ini. Sekaligus menjadikannya berbeda dibandingkan
para penulis orientalis lainnya yang cenderung mengabaikan Asia Tenggara
terutama Indonesia.”
—Prof. Umar Anggrajeni, Mantan Ketua LIPI
—Prof. Umar Anggrajeni, Mantan Ketua LIPI
“Hipotesis Santos
dalam buku Atlantis: The Lost Continent seolah dikuatkan oleh pendapat
Oppenheimer sejak diterbitkannya buku ini.”
—Oki Oktariadi,
Pemerhati geologi lingkungan
“Saya gembira
penerbit Ufuk mewujudkan ide saya untuk menerbitkan buku ini. Ini sangat
penting untuk membangkitkan kesadaran sejarah bangsa kita di masa lalu dalam
rangka mendorong pembangunan peradaban baru di masa depan.”
—Jimly Ash-Shiddiqie, Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia
—Jimly Ash-Shiddiqie, Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia
Penulis : Stephen Oppenheimer
Penerbit : Ufuk Press
ISBN : 978-602-8801-44-7
Ukuran : 15 X 23 cm, SC
Halaman : 860 halaman
Harga : Rp. 330.000,-
Berminat?
Kontak: (SMS/WhatsApp) 0852 9237 9943/ Pin BB 74A5F1CC
Berminat?
Kontak: (SMS/WhatsApp) 0852 9237 9943/ Pin BB 74A5F1CC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar