Rabu, 10 September 2014

Eden In The East; Benua Yang Tenggelam Di Asia Tenggara

 
Eden In The East  Benua Yang Tenggelam Di Asia Tenggara karya Stephen Oppenheimer
Eden In The East

Apa istimewanya buku tersebut bagi bangsa Indonesia ? Adalah teori nya yang begitu mendunia dan dikenal sebagai Oppenheimer Theory yang dengan tegas menyatakan bahwa nenek moyang dari induk peradaban manusia modern (Mesir, Mediterania dan Mesopotamia) adalah berasal dari tanah Melayu yang sering disebut dengan sunda land.
Eden In The East mendasarkan kesimpulannya kepada penelitian yang dilakukan selama puluhan tahun. Dokter ahli genetik dengan struktur DNA manusia tersebut melakukan riset struktur DNA manusia sejak manusia modern ada selama ribuan tahun yang lalu hingga saat ini. Guru Besar dari Oxford University ini menguasai filosofi pendekatan dasar yang digunakan disiplin keilmuan kedokteran, geologi, linguistik, antropologi, arkeologi, linguistik, folklore.

Lebih lanjut, Prof. Dr. Stephen Oppenhenheimer yang menjadi peneliti ahli sekaligus penulis tetap Oxford Science Review tersebut dan juga telah menulis The Origin Of The British (Asal Mula Nenek Moyang Orang-Orang Inggris) menegaskan bahwa orang-orang Polinesia (penghuni Benua Amerika) bukan berasal dari Cina sebagaimana yang terpampang dalam setiap teks sejarah buku pelajaran, melainkan dari orang-orang yang datang dari dataran yang hilang dari pulau-pulau di Asia Tenggara. Penyebaran kebudayaan dan peradaban tersebut disebabkan “banjir besar” yang melanda permukaan bumi pada 30.000 tahun yang lalu. Hal tersebut diperkuat oleh catatan-catatan cerita masyarakat Asia Tenggara yang banyak sekali tersimpan di museum purbakala mengenai banjir besar di periode tersebut.
Tidak berhenti sampai di situ, Oppenheimer yang teori nya didukung oleh scientist dari Oxford University dan Leeds University tersebut mengatakan bahwa budi daya bercocok tanam /penanaman padi pertama kali bukan berasal dari Cina atau India melainkan penduduk di semenanjung Malaya pada 9000 tahun yang lalu. Teori penyebaran budaya dan peradaban dunia yang berasal dari tanah Melayu tersebut bahkan dikuatkan oleh riset tahunan yang dilakukan Dr. Joanna Nichols yang berakhir pada kesimpulan besar, bahwa arus migrasi besar-besaran dunia berasal dari masyarakat Semenanjung Melayu menuju Cina selanjutnya menyebar ke tempat lain bukan sebaliknya sebagaimana teori yang menyebutkan bahwa nenek moyang Asia Tenggara berasal dari Cina.
Temuan tersebut memperkuat buku lain yang telah muncul sebelumnya Atlantis, The Lost Continent Finally Found karya Prof. Arysio Santos dengan sejumlah argumentasi ilmiah yang juga melakukan pendekatan dari berbagai disiplin ilmu. Baik Prof. Arysio Santos dan Prof. Dr.Stephen Oppenheimer memperlihatkan dengan jelas bagaimana sebuah pendekatan multi disiplin sangat penting digunakan untuk merekontruksi sebuah missing link yang hilang dalam sejarah peradaban manusia modern
Dikutip dari:www.atlantissunda.wordpress.com
Review

“Oppenheimer sangat mumpuni dalam pembahasan buku ini. Sekaligus menjadikannya berbeda dibandingkan para penulis orientalis lainnya yang cenderung mengabaikan Asia Tenggara terutama Indonesia.”
Prof. Umar Anggrajeni, Mantan Ketua LIPI

“Hipotesis Santos dalam buku Atlantis: The Lost Continent seolah dikuatkan oleh pendapat Oppenheimer sejak diterbitkannya buku ini.”
Oki Oktariadi, Pemerhati geologi lingkungan

“Saya gembira penerbit Ufuk mewujudkan ide saya untuk menerbitkan buku ini. Ini sangat penting untuk membangkitkan kesadaran sejarah bangsa kita di masa lalu dalam rangka mendorong pembangunan peradaban baru di masa depan.”
Jimly Ash-Shiddiqie, Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia

Penulis            : Stephen Oppenheimer
Penerbit          : Ufuk Press
ISBN              : 978-602-8801-44-7
Ukuran           : 15 X 23 cm, SC
Halaman         : 860 halaman
Harga             : Rp. 330.000,-


Berminat?

Kontak: (SMS/WhatsApp) 0852 9237 9943/ Pin BB 74A5F1CC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar